Kamis, 19 Oktober 2017

Sakjebole Dan Saklawase Adalah Bahasa Nabi

Tadi habis sholat subuh mendengarkan ceramah/ pngajian yang narasumber membacakan hadist Bukhory ( rujukan ini terbaik sesudah Al Quran ) dengan nomor hadist ; 3071. Sebenarnya sedikit agak ngantuk ngantuk juga. Namun saat mendengar kata " saklawase dan sak jebole " mendadak terbangun dengan mata tajam. Kok ada ya, bahasa hadist sak jebole dan sak lawase . Ini yang akhirnya ditulis di blog ini, karena bisa dengarkan dengan sempurna. Sebagaimana kisah terdahulu tentang kecelakaan tunggal wanita dlm perjalanan dengan kapal ternyata ini mengenai wanita juga.

Ada wanita bernama Ummu Kholid Binti Kholid mendatangi Rasululloh SAW ( utusan Alloh SWT ) bersama ayahnya dengan pakaian warna kuning, kemudian Rosululloh SAW mengatakan : bagus lah pakaian anda . Perowi ( yang mengeluarkan hadist itu ) atau guru Imam Bukhory saat sampaikan khabar itu menyatakan dengan  " hasanah : bagus " pada saat wanita itu  berada di Habsyah ( Afrika ). Ummu Kholid ( wanita ) itu berkata : aku bermain main dengan stempel kenabian (tanda kenabian di punggung Nabi Muhammad SAW) lalu ayahku mencegahnya. Justru Nabi SAW membiarkannya : biarlah ia bermain main dengan punggungku, kata Nabi SAW sambil : pakailah pakaianmu yang bagus ( kuning itu ) selamanya, selamanya , serusaknya diulang ulang  hingga 3 kali.


Rawatlah CB Mu Sakjebole & Saklawase


Nara sumber memberikan gambaran dengan bhs Jawa : Nggonen klambine ndhuk saklawase, nggonen klambine sak jebole. 


Guru Imam Bukhory (Abdullah Bin Kholid) memberitakan bahwa  wanita itu akhirnya memenuhi pesan Nabi Muhammad SAW sebagaimana intinya : wanita itu memakai pakaian kuning sampai kondisi pakaian itu rusak karena sudah tak bisa diperbaiki lagi  ( amoh, jebol : bahasa Jawa ) , atau sudah tak bisa dijahit, diperbaiki, dipermak dll.

Dari hadist ini memberikan beberapa pelajaran antara lain :
  1. Pakaian yang dianggap bagus baik oleh diri sendiri atau pengamatan orang lain, sebaiknya dirawat hingga purna pakaian itu. Kecuali diberikan sebagai hadiah, hibah, bantuan dll lain perkaranya. Kata pakaian, boleh saja diganti dengan kendarann, semisal karena blog ini tentang CB ya, silakan rawat sakjebole atau rawat sak rusakke bila perlu dirawat sak lawase
  2. Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Tuhan/ Alloh SWT sangat memperhatikan hal kecil, termasuk pakaian yang dianggap bagus ( simpanan, klangenan, pemberian dll ), agar tetap awet dipakai untuk diperhatikan perawatannya bila itu dianggap akan menjadi milik selamanya. Laa, yang ini tentu akan beda dengan kolektor sekaligus kolekdol tentunya
  3. Mendidik sejak anak anak  ( dalam hal ini wanita ), agar tidak boros atau foya foya dalam hal pakaian. Masih banyak yang bisa dilakukan dengan kesibukan wanita
  4. Boleh akrab dengan anak anak, hingga sampai menyentuh tubuh kita untuk hal hal yang tidak membahayakan secara psikologis ( aurat, anggota badan yang sensitif ). Contoh diatas, anak wanita itu menyukai " stempel kenabian " di punggung Nabi. yang jelas, bukan tatto looh.....hehehehehe. 

ada slogan yang hampir mirip

Sedikit beberapa kalimat dalam hadist itu, telah disampaikan Narasumber tadi pagi ternyata menginspirasikan para pelaku slogan  sak lawase dan sak jebole. Narasumber juga sedikit paham, bahwa dunia komunitas dengan slogan itu banyak di zaman digital ini terutama barang kuno baik : material, perangko, motor, mobil, keris dll yang umumnya suka dengan slogan itu. Akhirnya sedikit keberanian, kutulis ini dengan tema Sakjebole Dan Saklawase Adalah Bahasa Nabi. Yang penting, sumbernya memang kami mendengar dengan langsung, materinya juga ada dan sekali lagi pas tidak ngantuk. Maklum habis subuh adalah saat yang berat bagi umumnya orang.


Wallohu A'lam



Ojo Lali Seduluran Selawase : sumber video Besi Tua  dated 5 5 2017





0 comments: