• CB Project Pipeline Bojonegoro

    kenangan tiada batas saat pernah mengerjakan job ini

  • kangndun in memoriam

    gajah mati tinggalkan gading - maestro tiada tinggalkan jasa untuk CB nusantara

  • bumi sumatra jadi saksi

    ketangguhan lahir karena ketekunan yang selalu diasah bukan warisan - mister CB blogger

  • ibukota jakarta juga saksi sejarah

    ribuan CB seantero nusantara dalam jamnas di lapangan MNC TV

  • bersama KCBI Peduli

    siapa bilang biker tidak bisa peduli ? KCBI lah jawabannya....!!

Jumat, 22 September 2017

Hijrahnya Biker Sejati Dari Touring

Sebut saja Agus bukan nama sebenarnya. Saya kenal beliau sebagai biker vespa yang biasa mangka di sebuah instansi depan THR Solo Slamet Riyadi. Sambil berjualan pulsa, brother itu banyak pelanggannya dari kantor yang persis berada depan THR Sriwedari Solo. Tadi bertemu habis sholat isya dan sempat minta gambar atau foto, ternyata sudah tak dikehendaki lagi. Kaget juga sobat, apa pasal ?. Inilah yang akhirnya menjadi ide buat tulisan yang barangkali ada yang alami serupa. Mas Agus, sebagai petoring sejati sudah melanglang baik rombongan atau single fighter menjelajah Jawa Bali sedikit Sumatra. Dengan vespa jadulnya besutan 60 an menjadikan style dan gayanya, makin losta masta saja. Cukup bawa 1 tas berisi HP 2 buah, satu buat jualan satunya buat komunikasi antar kawan kawannya baik sesama biker atau pelanggan. Bermodalkan sesama biker yang bekerja di instansi tempat mangkalnya, pelanggan dari kantor tersebut menaruhkan pulsanya di hadapan vespaholic ini. Saat awal bermain kaos biker awal awal dulu, saya sempat dikenalkan berbagai komunitas yang ada di wilayah Solo sekitarnya. Berbekal kaos vespa yang sempat dibuat, melesatlah kenalan kami dari roda 2 hingga roda 4 di kota Solo. Tiap pulang Solo, ada saja new customer yang ia kenalkan. Pengalamannya yang luas membuat persahabatan dan jalinan tiada batas. 


Vespa Biker Inzet

Dari beliaulah akhirnya kenal apa itu IKOSA, wadah semua klub otomotiv yang ada di Solo baik klasik, trend/ baru, roda 4 baru, hingga roda 4 klasik. Kehadiran ziproduction di Solo kurun  5 tahun lalu cukup hidup dengan sebaran kenalan kenalannya. Tiap pulang ada saja yang menghubungi dan jadi relasi hingga menjadi pemesan setia ziproduction jogja. dari Solo membawa order, di Jogja sebagai studio eksekusi berlangsung hingga 4 tahunan dan cukup menghidupi di samping acara motor klasik lainnya khususnya motor inggrisan dan CB. Sempat temu di jalanan saat bulan puasa kemarin, beliau sibuk melayani pelanggan pulsa & jualan es campur musiman ( untuk buka puasa ). Ada yang aneh, vespanya dimana ?. Karena sedang sibuk, tancap saja, pikirku.

Namun tadi habis sholat Isya, ada wajah yang lain dari yang lain biker kawakan itu meski usia masih relativ belum tua. Sekitar 40 an. Yang lain adalah memakai pecis/ kopyah serta baju koko ( khas buat ke masjid ) dan celana setengah betis. Saya sendiri mengenakan batik kesukaan, maklumlah karena sama sama sedang ada keperluan. Saat bertemu, sapaan yang hangat " gimana khabar bro ", sapaan khas biker atau non biker. Tanpa diminta jawaban, ia langsung bilang : vespaku wes tak dol, mumpung regone dhuwur. Vespa saya sudah saya jual, mumpung harga sedang tinggi. Kata kata yang keluar lainnya : pokoknya hidup saya sekarang saya gaspol kan untuk ibadah, kata bro Agus. Hidup sambil lewat sajalah, insya Alloh hidup dan bisa makan asal tak makan yang aneh aneh serta hidup aneh aneh. Hidup aneh itu, gimana kawan ?. Jawabnya : yang penting sesuai ukuran saja, jangan di stroke up !. Haduuh, mulai dihubungkan dengan blok blok an mesin. namun dari sinilah muncul ide menulis " Hijrahnya Biker Sejati Dari Touring "

Ada hal yang menarik dari sekilas pertemuan tadi, katanya sekaligus pintanya : Kapan Pak Pul (panggilan nama saya), saya bisa berpartisipasi buat ke Rohingya.. !. Bagai disambar truk atau petir......bingung mau jawab dan memulai jawabannya. Memang saya juga peduli dengan Rohingya, bahkan sempat meminta seorang khotib agar dalam khutbahnya mendoakan kawan kawan di rohingya, karena hanya ini jalan satu satunya yang bisa dilakukan. Adapapun pendanaan, insya Alloh ada yang urus dan andil. Namun beda dengan sang biker itu yang saya angkat judul dengan , membuat sedikit banyak kami cukup berhidmat. Alih alih profesi menjadi peralihan beneran dan nampaknya ketulusannnya tak bisa dibendung untuk alih profesi dari raja jalanan menjadi raja amalan ( berlomba kumpulkan bekal buat hidup sesudah kematian ) atau bahasa lainnya bekal di akhirat. saya belum mampu mengunggah jawaban itu, karena darimana mikir rohingya dari sisi gaspol kesana atau mobilisasinya. Saya yang sedang menunggu ibunda yang memang harus ditunggu, belum bisa kasih kabar hingga tulisan ii dibuat. Akan tetapi salut dan apresiasi atas niat baiknya itu meski rasanya maksud & tujuannya tak mudah. Semangat biker jalanannya, ia ubah menjadi energi pengabdian dalam arti sebenarnya. Selamat berusaha Mas Agus, demikian sebutnya saja. Semoga peralihan alam ini membuat anda bahagia, sebagaimana tadi engkau bilang : pokoknya hidup saya abdikan untuk ibadah. 

Why Not brother......Mudah mudahan jalan anda dimudahkan dalam situasi apapun, Amin.

Senin, 18 September 2017

Dari 1 Tumbuh 1000 Tiap Acara CB

Lapak CB mulai ramai pengguna ( pelapak ) sejak acara di seputaran Candi Borobudur yang sebelumnya diawali Jambore CB Indonesia di Bandung ( lapangan kiarapayung ) tahun 2009. Bisa dikatakan semua pelapak saat itu kena keberkahan semua saking banyaknya aneka barang dagangan yang sold out. Namun itu belum seberapa dibandingkan setahun kemudian di acara CB Magelang. Masih di acara CB Pasuruan tahun 2009. zip production hanya single fighter jualan di lokasi yang bersangkutan. Bahkan karena listrik sempat padam dan tak ada cadangan insidensial, lapak berlangsung dengan gelap gelapan, hahahahahaha. HP belum banyak yang beraplikasi senter ( sentolop : bahasa Jawa ). Terpaksa beli lilin untuk antisipasi pembeli yang datang dan memilih milih stiker. Itulah awal awal konsisi perlapakan CB yang masih sederhana dan belum meikirkan dunia lapakers. 


Lapak CB Awalnya Dari Sini Bro.....di Solo

Yang paling keramat, acara Munas Honda CB di Solo seputaran keraton kasunanan atau seputar timur Masjid Agung Surakarta. Rombongan dari Bali dan jember yang merupakan peserta terjauh justru hadir di awal sekali melebihi peserta atau rombongan lain lainnya. Dengan warna khas kuning bikers CB Bali nampak menghiasi atau dominan terhadap lokasi acara yang berupa lapangan tak terlalu kecil namun juga tak terlalu besar sekali. Yang aneh, lapak hanya 2 buah terbuat dari bambu ukuran mini sekitar 2x3 meter. Satunya untuk parkirdan tiduran yang satunya memang saya carter untuk zip production jogja ( saat itu ). Hanya 1 stand saja itu pun, hanya tshirt atau kaos kaos CB yang saya jual sangat terbatas dan desain pun juga limited. Bahkan desain motor klasik masih sempat saya pajang, dan tetap dibeli buat obat atau oleh oleh di rumah.


Motor Dan Pemiliknya Semoga Masih Sehat

Karena hanya 1 stand yang jualan kaos atau merchandise, akhirnya siang sudah habis. Hehehehehe..Karena sebagian masih dijahit di Jogja, maka saya umumkan nanti malam datang lagi kaos sekitar 100 pcs. Anak anak dan dewasa campuran. Karena takut gak kebagian, akhirnya banyak yang kasih uang duluan. Ada yang 1 potong hingga 10 potong ( lupa rombongan mana...?). Malam usai magrib memang datang kaosnya, namun tak sampai 100. Hanya berkisar 75 buah, karena banyak yang indent, akhirnya malam itu habis juga barang barang berupa kaos. Dompet kulit masih utuh, maklum lah segmen biker CB tak seperti motor inggrisan yang memang icon nya dekat dengan dompet kulit. Yang lucu dan unik, karena sekitar jam 10.00 sudah habis, akhirnya banyak yang kecewa juga sambil " muring muring atau misuh misuh alus dalam bahasa Jawa ", hahahahaha.......


Sorepun Masih Sepi Dan Tratap Untuk Biker


Aneh tapi nyata. Inilah sejarah lapaker di acara CB yang sampai 2 kali berturut turut baru zip production yang mengisi stand atau lapak. Baru acara ke-3, mulailah lapak lapak tehitung lebih dari 10 buah. Di tahun yang sama ( Munas Honda CB ), sebulan kemudian berlangsung Munas HCCI di Madiun, masih zip production saja yang hadir. Itu pun menggunakan stand Honda yang nganggur, dan tanpa lampu juga. Waoow....gelap gelapan pokoknya, di acara CB atau HCCI. Bravo, acara HCCI dan CB Indonesia. Sekarang sudah berjibun lapaker. Yang penting dan harap di ingat " dari 1 tumbuh 1000 tiap acara CB " adalah kenyataan yang tak pernah terlupakan diawali dari kota Solo, dimana orang tua saya tinggal dan sekarang nampaknya harus balik lagi Solo mengingat kondisi Ibunda yang masuk usia udzur. Insya Alloh zip production masih ada dan bernafas lah. 

Jumat, 08 September 2017

From Biker Becoming Sholat Isya Leader

Malam ini tanggal 8 September 2017 menjadi istrinyewa...ehh salah istimewa, karena ditunjuk oleh kawan yang saya sambangi untuk menjadi imam sholat isya' di sebuah tempat di Solo. Masih menggunakan kaos CB dan jaket khas hitam, sebenarnya sungkan untuk mengimami sholat isya; di tempat kawan saat sekolah lanjutan pertama dulu ( SMP ). Karena cukup membuat minder karena berkaos motor sedang imam sholat dengan jamaah yang cukup banyak kalau 200 sepertinya ada. Tetap fokus dan semangat, stage atau tempat imaman tetap kami tempati dan selanjutnya surah yang saya pilih adalah Surah An Naba' ( "amma Yatasaa_aluun ) atau awal juz 30. Meski agak cukup panjang, namun surah ini diminati kalangan anak anak yang masih TPA atau mengarah ke tahfidz untuk lanjutan. Strukturnya pendek pendek, lafadznya mudah dan secara otomatis untuk anak anak yang biasa mengaji dengan hapalan pun cukup mudah diingat.


Terpaksa Minta Foto Teman

Satu hal yang menjadi istimewa bagi kami, habis mengimami anak anak yang ikutan jamaah pada lihat motor yang terparkir diluar. maklum habis dicuci lumayanlah agak bersihan dikit dari biasanya. Ternyata ada surpise tersendiri saat melihat motor yang aneh aneh. Maklum anak anak itu tahunya seperti yang dipakai ayah atau ibu nya atau kakak kakaknya, atau standard produk motor saat ini ( matic ). Ada yang mejeng, namun karena HP kami tak fungsi kameranya mereka pada ambil posisi sama sama dan ada yang selfi model anak anak. Ada juga para ibunya anak anak ingin berfoto, namun saya tak menyanggupinya ( maklum broo bukan tipenya fotogenic apalagi model ). Cukup model jalanan saja, itupun jika batteray tak habis.

Kacamata Hitam Masuk Imaman

Karena cukup berkesan moment ini, kami curahkan via copywriting ( tulisan ini ) agar bisa jadi gambaran. tak semua biker garang di jalanan, suka mabuk mabukan, suka kebut kebutan atau lain lainnya yang berkonotasi negatif. Lalu tertuanglah tema seprti yang terpampang di judul  from biker becoming sholat isya' leader  yang khusus kami torehkan dalam bahasa sana ( inggris saja ) judulnya. isinya tetap bahasa NKRI atau bahasa merah putih. Sudah hampir 2 bulan tidak mondar mandir Jogja - Solo atau sebaliknya karena harus menunggui ibu yang sudah hampir 5 X terjatuh baik di jalan atau sepulang dari masjid sejak menjelang Lebaran 2017 atau 1439 H tepatnya lebih kurang 2 bulan lalu. Dan terpaksa sekarang istri yang gantian jenguk mertua dan saya ( suaminya ), sedang zip production masih sebatas jahit menjahit sementara itu dulu aktivitasnya. Mungkin tahun depan, mesin mesin jahit & potong akan kami angkut ke Solo untuk selanjutnya sambil mengawal ibunda kegiatan zip production base camp nya pindah Solo.

Istilah sekarang move on. Meski semacam babat alas lagi, namun relasi lama insya Alloh masih connecting people dan menjalin hubungan sebagai mitra. Di Solo pun akses untuk belanja bahan dan assesoris nampaknya lebih dekat, karena rumah kami memang berada di kota bagian selatan. Sedang di Jogja di kawasan UMY Ringroad Selatan, akses untuk belanja relatif jauh bila dibandingkan di Solo.







Minggu, 27 Agustus 2017

Kenapa Kunci Kontak CB Suka Ditinggal

Entah kebetulan atau kesengajaan, yang sering dijumpai kalangan biker CB suka meninggalkan kunci kontak di motor nya bila sedang parkir. Ini bisa benar juga bisa salah. Namun memang sudah menjadi kenyataan di lapangan baik di warung, saat acara CB, di rumah sendiri hingga tempat parkiran umum. Bila perlu hingga berhari hari meski hanya di rumah sendiri. Fenomena demikian tak lepas dari tabiat yang kuat bahwa meski di parkir atau di tempat lepas, jika ada yang berniat jahat akan mikir 1000 kali. Beda dengan jenis matik, silakan kunci kontak anda biarkan standby di tempat. Alasan utama barangkali ada di tingkat kesulitan starter atau menghidupkan awalnya. Tak ada cara baku atau standard untuk menghidupkan starter ini. Tiap motor CB lain lain cara serta feeling nya.


Kunci Kontak Yang Tertinggal-Memang Ditinggal

Seperti yang ada pada motor saya, jika di slagh langsung insya Alloh tak akan berhasil. Harus setel cook dan melepas tali ban di kick starter nya. Untuk waktu pagi hari memang diperlukan minim 3X slaagh, b namun bila sudah digunakan di jalan akan lebih mudah ( sudah panas ). Saat siang tiba dan diparkir di halaman, kunci kontak juga saya tinggal/ biarkan. Berbeda dengan dulu saat masih dengan double starter yang masih bisa digunakan. Akibat mudahnya dengan double ini, menjadikan kawan dan tetangga pada suka pinjam hasil garapan setting mas kus parakan

Hanya resikonya bila ada macet/ mogok, perlu feeling dan sedikit mainkan perasaan terutama pencarian masukan angin yang sesuai atau sering orang sebut kompresi. Bila tingkat kesulitan bertambah, maka solusi dengan kaki kanan dengan badan di samping kanan yakni seperti mau nendang bola. Bagaimana dengan kunci kontak anda ?. Demikian short note atau catatan singkat perihal kenapa kunci kontak CB suka ditinggal.

Kamis, 10 Agustus 2017

Tiba Tiba Brojol Bagai Sapit Urang Ambrol

Tadi sore usai bersih bersih tanaman, saksikan langsung orang tua habis mandi dan wudhu untuk maghrib, batal lagi ( keluarkan angin ). Habis wudhu, batal lagi sambil ucapkan " brojol lagi ". Brojol dalam bahasa jawa, pas atau tepat untuk bayi yang baru saja lahir. Gagasan atau ide langsung ingat saat dulu dapat motor pertama kali yakni usai angkut dan gaspol dari seputaran asrama haji nasional Solo ( donohudan ) karena dapatnya via OLX yang ternyata pemiliknya Guru SMA Batik Solo. Spek yang dicari sesuai yakni tangki dream dan hitam, harga...? masih wajar lah pasaran saat itu. Usai pelunasan, mencoba starter manual ( engkel ), lumayan juga butuh 4X baru nyala. 


perbaikan usai ambrol sapit urang

Menyusuri jalan desa hingga akses utama manahan (jalan adisumarmo) dengan lancar jaya dan sampai rumah sekitar tipes ( rumah ibunda ) dan mesin dimatikan. Saat mau parkir, dan dipinggirkan terdengar  brool , komponen sapit urangnya ada yang rontok karena memang lama motor itu tidak dipakai hingga teyeng dan berkarat tidak terawat. Namun tetap disyukuri, karena sudah di rumah dan tetap masih bisa jalan. Jalannya dengan dituntun/ didorong. Sangat beresiko bila dinaiki motor yng diidamkan selama 1 bulan hasil pencarian dengan di iklan. Sudah 3 tempat dikunjungi langsung ( COD ) namun yang cocok ternyata jatuh di Solo. Di Jogja sempat lihat 2 tempat, dan semuanya mati surat diatas 3 tahun. Nampaknya belum jodoh masbro, meski model dan tipenya masuk. Terbayang mengurus surat nya yang kena penyakit malas.

test ride awal sambil bukalapak boyolali

Yang sekarang dipakai dan belum berganti selera (modifikasi) akibat alasan klasik, dana sudah tersedot untuk kebutuhan orang tua. Dinikmati sajalah apa yang ada, dan alhamdulillah " sapit urang " sudah 3 tahun masih kokoh semoga demikian saja. Sapit urang hasil sisiran di pasar klithikan Banjarsari dan saat itu cukup 100 ribu saja sudah bawa pulang model tiger dan cocok untuk basic GL 100 ini. Meskipun plat nomor Semarang ( H ), akan tetapi ada saudara di Semarang dan bekerja di bagian pajak, tiap tahun cukup menitipkan via jasa. Tahun kemarin, di penghujung tahun 2016 sempat mondar mandir Jogja - Solo - Semarang tiap pekan, dan disyukuri tidak ada aral atau ganggguan berarti di sapit urangnya. Sempat terbuai sapit urang RX King, bahkan ditawari harga cukup miring ?. yaah....biarlah apa yang ada dulu. Yang jelas balada sore tadi, Ibunda batal wudhu akibat keluarkan angin hingga batal wudhu jadilah catatan atau tulisan yakni  " tiba tiba brojol bagai sapit urang ambrol ".


Rabu, 09 Agustus 2017

Ide Mampit Bukan Berarti Dunia Mengkeret

Ide mampet, dana cupet, pikiran bumpet...? Hahahahaha, tenang sobat. Bola dunia belum mengkeret alias menyempit. Semua penggemar hingga biker sejati CB pasti pernah alami. Bahkan yang dana berlebih pun sama, setelah CB kesayangannya nampak dan terlihat sempurna sesuai keinginannya. Banyak manusia bingung saat menghadapi problem ( termasuk saya nih bang). Ditawari ada acara yang dekat saja, harus gigit jari karena ada kewajiban menggawangi orang tua yang sudah masuk udzur. Jatuh 2X saat habis sholat dn sedang sholat di rumah. Sementara kegiatan dan aktivitas zip production saya limpahkan ke istri tercinta saja dan bisa call/ sms/ WA : 0816 423 0954. Meski harus stand by di rumah ibunda, justru ini jadi awal kebangkitan, mudah mudahan dan juga jadi amal kelak. Tahun depan peralatan jahit dan saudara saudaranya akan kami pindahkan di Solo, sambil menemani ibunda tersayang yang sudah memasuki kepala 8 ( cukup sepuh/ tua ) untuk usia zaman sekarang.


Diantara  Cara Hilangkan Ide Mampet

Termasuk tulisan ini, di tengah menggawangi ibunda terlintas untuk menulis tentang apapun yang penting tercurah dengan mengalir bagai air. Sebab saat menunggu kadang memang mampet ide, namun itulah khasiatnya sebuah ide yang mengalir meski dalam kemampetan. Berapa banyak ide terlontar manakala dan disaat tumpul ide, mampet kreativitas. Seorang yang habis alami kecelakaan dan terpaksa memakai alat bantu jalan seperti kisah  kecelakaan tunggal, justru energinya lebih besar dibandingkan tatkala kakinya normal ( kasus teman saya ), sekarang sudah bisa bekerja lagi dan dengan alat bantu kaki dipanggil lagi sama boss nya di rumah makan Jogjakarta. Posisinya sekarang diganti salesman, beliaunya cukup di depan meja melontarkan ide marketingnya dengan baik, maklum secara fisik berkurang akan tetapi ide idenya malah makin berkembang.

Ketika ditanya kawan dekat di Solo, kapan alat alat studionya akan dibawa ke Solo ?. Saya hanya cukup menjawab, insya Alloh tahun depan. Hanya terlintas demikian, karena schedule kontrak akan habis pertengahan tahun yang akan datang. Ibarat seorang yang akan memasuki kuliah, yang penting diterima dulu perkara kesulitan itu dipikir nanti. Juga seorang yang akan mandi, mandi sajalah. perkara nanti sabunnya lupa atau sikat gigi belum terbawa yang penting pekerjaan mandi sudah dilaksanakan. Mungkin inilah yang dilakukan para perintis, pengusaha, founding father manakala sebuah tantangan di depan sedang ide melaksanakan justru mampet/ deadlock.


Olah Raga Mengendorkan Ide Mampet

Seperti dalam gambar di bawah ini, mau diapakan dengan motor kesayangan itu ?. Berbagai hal dalam genggaman, harapan, keinginan. Jika itu berlarut larut misalnya dengan alasan minimnya dana. Mungkin akan selesai disitu saja, habis perkara. Cobalah dengan jalan jalan, melihat bengkel seputar kita dan anda. Ternyata dengan keterbatasan, mereka tetap menikmati walaupun tidak sempurna seperti lainnya. Bahkan beberapa tukang jual air mineral ada yang memakai CB atau jenis lain, bahkan tanpa plat nomor ( jangan tanya pajaknya juga ) berjalan dengan santainya antar dagangan di tengah malam gelap gulita. Atau beberapa usia paruh baya tetap menikmati CB nya dengan pelan pelan dengan masih pertahankan orisinalitasnya, sementara lainnya dengan kecepatan tinggi bersliweran. Si Bapak tua itu tetap dengan kecepatan lambatnya bertahan di tengah keramaian ( kasus paman kawan saya ) dimana kawan ini berkali meminang CB orisinilnya, namun hingga sekarang belum dilepas pula. 


Muncul Ide : Mau Diapakan Motor Ini ?

Kesimpulan yang meskpun belum menyimpulkan, adalah : ide mampet bukan berarti dunia mengkeret. Justru perlu dirubah, saat ide mampet janganlah kalian ngumpet, hehehehe. Ngumpet hanya diijinkan saat bermain ' petak umpet " karena memang bagian dari uji kecerdasan. Dan mohon maaf tulisan demikian sepertinya tidak jelas utara selatannya, akan tetapi karena rasa empati dan simpati terhadap ibunda yang 2 hari lalu saat sholat, terjatuh ke arah depan ( kejlungup : jawa ). Selama ini, saya masih terfokus dan memesan rancangan kursi agar saat sholat tidak jatuh ke samping. Maklum di saat sholat itu, sering ngantuk dan miring ke kanan. Ternyata, di kemudian hari ditunjukkan kejadian yang lain sama sekali. Yakni ambruk ke depan. Naaah.......!!. Akhirnya, ide jadi tidak mampet lagi.

Minggu, 06 Agustus 2017

Tiupan Pada Filter Untuk Pertolongan Pertama

Seiring pemakaian motor anda yang memang jarang, ternyata bisa menyebabkan penyakit di perjalanan (touring). Untuk pemilik jenis motor klasik (apapun) yang tergolong penggunaannya tidak terlalu sering serta terkadang lupa merawat karburasi, jangan pandang sebelah mata peran filter supplay BBM dari tangki. Ini saya alami saat akan hadiri sebuah reuni di kampus sekaligus syawalan tahun ini ( tanggal 22 Juli 2017 ) saat menuju Jogjakarta. Sejak kondisi orang tua yang menurun, praktis waktu secara penuh digunakan penulis mendampingi orang tua yang alami gangguan tulang karena jatuh sepekan sebelum lebaran tahun ini. Otomatis perjalanan rutin Jogja Solo diliburkan sementara, dan pengaruhnya motor CB jadi jarang pemakaian luar kota. Sekedar untuk keperluan sehari hari yang diperlukan akomodasi orang tua ( ibunda ). Sebulan berada di rumah dengan tempuh dekat dekat, mengharuskan persiapan karena ada acara monumental tanggal 22 Juli 2017 malam hari di kampus UGM yakni temu alumni dengan semua angkatan. Peristiwa langka itu, jadi bahan untuk ijin pada ibunda untuk menghadiri acara 1X setahun ini.




Gaspol dari Solo hingga Prambanan cukup dengan kemacetan luar biasa akhirnya sampailah di bawah jembatan Janti, naas terjadi. Tiba tiba mesin mati. Karena tepat sebelum traffic light dan kebetulan sedang menyala merah. Ada space/ ruang kosong di bawah jembatan, satu ke barat arah kota dan satunya ke selatan arah Bantul. Di ruang itulah, berusaha mengembalikan mesin agar hidup lagi. Mulai cek busi, yang ternyata normal. BBM masih ada ( cukup ) atau lebih 1/3 volume tangki. Sempat juga disambangi Polisi jaga di pos Janti utara jalan sambil say hello. Dalam hati, sesama biker CB nih....maklum Pos Jaga tersebut, konon ada member CB Police Jogja. Namun karena tambah sedikit gugup dan mulai berkeringat, karena sudah masuk jam 19.00 malam, sedang acara akan mulai jam 20.00 sementara perlu 1/2 atau 1 jam lagi.

Sasaran akhirnya ke filter, karena lebih sebulan belum setel karburasi. Saat tiupan awal karena sudah disanding pak petugas jalan, sementara cancel atau pending dulu. Jika itu tidak menolong, inapkan saja di tempat parkir Janti yang kebetulan dulu pernah jadi konsumen mingguan. Melanjutkan tiupan, lumayan dan agak mendingan muncul kehidupan kecil. Sang pemilik parkir tiba tiba menghampiri, dan meminta filter dilepas lagi. Wuuff....wuff....wuff....suara terdengar 3 kali tiupan dan instal lagi di tempatnya. Dan ternyata, blaar...blaar...blarr muncul dengan suara khasnya. Jadi kepikiran, meniup saja perlu skill (keahlian), bagaimana dengan cek dan ricek lainnya ?. 

Dari kejadian tersebut, saya yang masih pemula untuk masalah demikian memang perlu dan belajar banyak. dan tiupan pada filter untuk pertolongan pertama memang sangat membantu keperluan dan hajat saat itu. Yaah, masbro. Itulah sebuah perjalanan yang memang bukan kendaraan standar, perlu pengenalan dari waktu ke waktu. Esoknya berharap agar macet lagi lalu buat belajar meniup, ternyata tidak muncul muncul. Yang jelas, akhirnya meski sedikit agak terlambat datang di acara reuni dan syawalan di tempat yang sudah ditentukan tetap terkesan dengan tiupan sang pemilik parkir itu. Mari belajar meniup yang manjur agar bila terjadi problematika mesin mati dan ternyata sumbernya filter, bisa diatasi sendiri. Memang buat para suhu dan senior, hal itu sesuatu yang sederhana. Namun buat pemula apalagi yang asal gas saja seperti saya, hmmmm......sesuatu banget dan sangat berharga pengalaman ini.