Jumat, 08 September 2017

From Biker Becoming Sholat Isya Leader

Malam ini tanggal 8 September 2017 menjadi istrinyewa...ehh salah istimewa, karena ditunjuk oleh kawan yang saya sambangi untuk menjadi imam sholat isya' di sebuah tempat di Solo. Masih menggunakan kaos CB dan jaket khas hitam, sebenarnya sungkan untuk mengimami sholat isya; di tempat kawan saat sekolah lanjutan pertama dulu ( SMP ). Karena cukup membuat minder karena berkaos motor sedang imam sholat dengan jamaah yang cukup banyak kalau 200 sepertinya ada. Tetap fokus dan semangat, stage atau tempat imaman tetap kami tempati dan selanjutnya surah yang saya pilih adalah Surah An Naba' ( "amma Yatasaa_aluun ) atau awal juz 30. Meski agak cukup panjang, namun surah ini diminati kalangan anak anak yang masih TPA atau mengarah ke tahfidz untuk lanjutan. Strukturnya pendek pendek, lafadznya mudah dan secara otomatis untuk anak anak yang biasa mengaji dengan hapalan pun cukup mudah diingat.


Terpaksa Minta Foto Teman

Satu hal yang menjadi istimewa bagi kami, habis mengimami anak anak yang ikutan jamaah pada lihat motor yang terparkir diluar. maklum habis dicuci lumayanlah agak bersihan dikit dari biasanya. Ternyata ada surpise tersendiri saat melihat motor yang aneh aneh. Maklum anak anak itu tahunya seperti yang dipakai ayah atau ibu nya atau kakak kakaknya, atau standard produk motor saat ini ( matic ). Ada yang mejeng, namun karena HP kami tak fungsi kameranya mereka pada ambil posisi sama sama dan ada yang selfi model anak anak. Ada juga para ibunya anak anak ingin berfoto, namun saya tak menyanggupinya ( maklum broo bukan tipenya fotogenic apalagi model ). Cukup model jalanan saja, itupun jika batteray tak habis.

Kacamata Hitam Masuk Imaman

Karena cukup berkesan moment ini, kami curahkan via copywriting ( tulisan ini ) agar bisa jadi gambaran. tak semua biker garang di jalanan, suka mabuk mabukan, suka kebut kebutan atau lain lainnya yang berkonotasi negatif. Lalu tertuanglah tema seprti yang terpampang di judul  from biker becoming sholat isya' leader  yang khusus kami torehkan dalam bahasa sana ( inggris saja ) judulnya. isinya tetap bahasa NKRI atau bahasa merah putih. Sudah hampir 2 bulan tidak mondar mandir Jogja - Solo atau sebaliknya karena harus menunggui ibu yang sudah hampir 5 X terjatuh baik di jalan atau sepulang dari masjid sejak menjelang Lebaran 2017 atau 1439 H tepatnya lebih kurang 2 bulan lalu. Dan terpaksa sekarang istri yang gantian jenguk mertua dan saya ( suaminya ), sedang zip production masih sebatas jahit menjahit sementara itu dulu aktivitasnya. Mungkin tahun depan, mesin mesin jahit & potong akan kami angkut ke Solo untuk selanjutnya sambil mengawal ibunda kegiatan zip production base camp nya pindah Solo.

Istilah sekarang move on. Meski semacam babat alas lagi, namun relasi lama insya Alloh masih connecting people dan menjalin hubungan sebagai mitra. Di Solo pun akses untuk belanja bahan dan assesoris nampaknya lebih dekat, karena rumah kami memang berada di kota bagian selatan. Sedang di Jogja di kawasan UMY Ringroad Selatan, akses untuk belanja relatif jauh bila dibandingkan di Solo.







0 comments: