Kamis, 03 November 2016

Dari Psykologis Ke PsychoEngine

Alhamdulillah berkat postingan kemarin , cukup memberikan respon penyimak yang cukup. Coretan ide penulis sebatas menyimak pesan  panjenenganipun Mas Yusuf Purwokerto malam Selasa (kalau tidak salah) selaku pemegang lisensi Naga Lima yang akan diundang ke Jepang. Mengapa ide ini muncul ?. Sehari sebelum menulis artikel itu di workshop kaos Jogja, saya bertemu dalam sebuah rapat kecil dengan warga sekitar.


Original Psycoengine Apa Adanya

Memang ada sedikit ganjalan antara kami dengan beberapa personal warga yang membidangi urusan masjid setempat, dan alhamdulillah sekarang sudah cair semua. Maklum saja bro, jarang Kopdar sedang masing masing punya agenda di masjid yang variatif yang potensial terjadi silang pendapat. Sebelum berakhir pertemuan, diskusi yang diadakan usai Maghrib hingga Isya', ada sedikit sentilan yang membuat saya menuliskan materi kemarin, apa itu....?

Sesepuh kampung dalam hal ini penasehat pengurus menyatakan ungkapan yang sebenarnya menurut saya " agak berlebihan " karena manusia biasa itui ya manusia, bukan malaikat. Namun dari ungkapan ini malah muncul ide menulis dengan adopsi istilah yang sentimentil dengan nama psychoengine  karena jelang akhir rapat tokoh itu sebut psykologis dengan sangat percaya dirin. .

Begini para kanjeng pemirsa, beliau katakan : saya cukup lama berkutat dengan psykologi orang, makanya jika lihat seseorang langsung bisa saya simpulkan demikian demikian....!! mantaaabek, gumam saya. Sepertinya bisa melihat daleman atau intake  manusia. Akan tetapi Go Ahead sajalah, namanya juga tokoh, jika dikoreksi malah bisa bablas responnya serta molor waktu. Toh malam itu, hal hal demikian bukan masalah prinsip. Akhirnya dari ungkapan " psykologis " jadilah ide untuk mencurahkan tulisan. tentang psychoengine meskipun sebatas baru kulit luarnya saja  Ini namanya marah membawa berkah  yang mungkin hanya datang sekali saja, tidak 1,5 kali atau kali yang kedua atau kali ketiga dan seterusnya.




0 comments: