• CB Project Pipeline Bojonegoro

    kenangan tiada batas saat pernah mengerjakan job ini

  • kangndun in memoriam

    gajah mati tinggalkan gading - maestro tiada tinggalkan jasa untuk CB nusantara

  • bumi sumatra jadi saksi

    ketangguhan lahir karena ketekunan yang selalu diasah bukan warisan - mister CB blogger

  • ibukota jakarta juga saksi sejarah

    ribuan CB seantero nusantara dalam jamnas di lapangan MNC TV

  • bersama KCBI Peduli

    siapa bilang biker tidak bisa peduli ? KCBI lah jawabannya....!!

Rabu, 14 Desember 2016

Jual CB Namun Tidak Butuh Uang

Sekitar akhir  September hingga Awal Oktober 2016, dimana saya harus mondar mandir Jogja-Solo-Semarang karena kakak saya yang keduanya menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci ke Makkah dan Madinah sempat menurunkan catatan 1000 km usai sudah. Di komplek perumahan Tembalang Pesona Asri, dimana kakak saya tinggal ternyata ada beberapa kalangan yang masih setia dengan perawatan motor dan mobil klasik. Sebagaimana saat melayat teman di Bantul tiada disengaja ketemu 1 rumah kolektor mobil klasik.


FIAT Milik Eko Tembalang Semarang

Hari minggu kemarin tanggal 11 Desember 2016 saat kluarga kakak saya ke Palembang tempat dimana dilahirkan biker ini dilahirkan untuk keperluan hadiri walimahan kawan sejawat di PU Bina Marga Semarang. Tetangga kakak saya, tepatnya masih di komplek Perumahan Tembalang Pesona Asri, ada kenampakan Fiat 1965 abu abu yang meski paintingnya/ cat nya  belum sempurna. Pada saat warming up ( pemanasan ) suara mesin sangat teramat halus untuk mobil klasik lansiran tahun dimana saya belum lahir.


Kap Pembuka Basisnya dari Depan

Pemiliknya sebut saja bapak Eko, yang katanya baru pulang dari Jamnas FIAT se Indonesia di Banyuwangi. Ingat Banyuwangi ingat Pak Bupati yang motorholik dan Pak Sonny yang ngangeni saat acara CB di sana, kenangannya acara panggung sedikit ada kekurangnyamanan dengan hadirnya band cadas Ungu jakarta yang bersebelahan dengan panggung acara CB. Disamping itu listrik yang byar pet menambah riuhnya para pelapak saat itu bahkan saya harus cari kabel agar connect ke main diesel kurang lebih 90 meter, hehehehe.....pokoknya ingat sajalah. Maklum karena saya juga sama istri berencana bablas Bali, yang tentu banyak rekan juga baik SMA atau Bro Manang Jembrana. Ini intermezzo buat memoar yang pasti jadi kenangan.


Dashboard Mulus Dan Speedo Mode ON

Sang owner FIAT 1965, ternyata biker saat muda dahulu disamping koleksinya cukup beragam. Ada C70 hijau, CB 125 Merah, Vespa Endog, Vespa PX dan katanya yang belum kesampaian ingin miliki BSA 1956, waduuh.......sekarang sudah tak kebayang harga BSA 56 yang mindset dengan merah maronnya. Hanya yang Vespa Endhog plus CB 125 nya sudah dilego 2 tahun lalu, dengan harga yang cukup tidak mahal amat, pantesan langsung diborong sama penggemar CB Semarang, waktu ditanya  siapa itu Om, beliau lupa namanya. Tanpa penawaran atau nego nego 2 motor langsung bungkus.  Katanya, sebernarnya sayang juga melepas 2 motor yang masih " jring alias orisinil ", namun apalah daya, karena untuk mengurangi space ( ruang ) yang di rumahnya terlalu sempit. Butuh Uang (BU) sih tidak katanya......!. Waahh ini, judul baru buat penggemar CB Nusantara Indonesia. Umumnya motor kesayangannya dilepas karena memang sedang sekarat atau butuh uang.


Internal Mesin Cukup Rapi Settingnya

Kanjeng biker yang budiman, itulah awal pertemuan dengan Bapak Eko yang ternyata masih ada koleksi Accord 80 yang tertutup kain. Cuman saat mau lihat, belum diijinkan sama Bapak yang ramah dan penuh canda ini. Alhasil, hanya sempat lihat koleksi yang masih ada yakni Vespa Sprint 76 sama PX nya. Terlihat sekilas ada ayam putih dengan bulu naik semua ( njegrak : bahasa Jawa ). Dilihat dashbard FIAT nya masih ON atau hidup semua, hanya sayang sekali pas mau ambul video saat warming up/ pemanasan kamera drop bateray. dan memang halus benar suara mesin yang muncul bak suara honda supra yang sedang dipanasi. 

Pemilik adalah Pegawai Pemda Semarang

Kipas roda belakang juga berlabel FIAT, dan bagian depan ada stiker kecil saat Jamnas kemarin di Banyuwangi. habis Banyuwangi, infonya Rolling Thunder dilanjutkan ke Bali, dengan lewat jalur utama. Mungkin bisa di brwsing saat mau nyeberang, pasti asyik gambar gambar nya. Dunia penggemar klasik atau antik, memang tak pernah mati suri dimana kita pergi bahkan hingga luar Jawa pun akan mudah dijumpai. Mungkin karena lama dijajah ya masbro dan juragan sekaliyan....?. Khusus yang eropa atau inggrisan, saat ini memang sudah masuk barang elit dan eklusiv. Untuk made in Jepang, barangkali 5-10 tahun ke depan sudah jadi barang rebutan . Kendalanya, jika B.U negosiasi mudah, kalau tidak B.U...? Ini yang bikin senewen sedangkan calon konsumen sangat ngebet. Ke depan jika ada waktu lagi ke Semarang bisa nembus base camp Land Rover dan VW yang ternyata dalam bengkel yang tak jauh dari perumahan ada koleksi beberapa motor lawas Jepang juga.







Sabtu, 10 Desember 2016

Menghidupkan Bengkel CB Dengan 1 Kaki

Jalan kehidupan seseorang lain lain meski starting point (memulainya) sama. Ada kawan dari Jawa Tengah tepatnya Parakan Temanggung, sebut saja Bro Uus. Meski pemain lama di bengkel CB yang berlokasi di kawasan sejuk, perjalanan lajang dengan rambut agak panjang bisa dibilang naik dan turun. Bakat seni yang sempat ngalir yakni musik (baca : metal), akhirnya kandas setelah hobi barunya utak atik mesin terpenuhi dan tersalur dengan penggemar CB Indonesia.

Logo Tempat Kerja Yang Sederhana

Namun akhir akhir ini, sudah merambah ke job yang umum juga yang penting sesuai konsumen, namun konsumen setia tetap masih ada dari biker CB. Sudah ngelapak di acara CB dan Honda klasik cukup lama sembari buka bengkel di rumah ( dekat pasar Parakan ), brother satu ini bisa dilihat di video : yang sedang berjoged ini.


Hasil Kerja Bro Uus 3 Tahun lalu

Dibandingkan dengan rekannya mas Yusuf yang sekarang melesat di Jepang, tentu komunitas CB mengetahui lebih dahulu Bro Uus untuk mulainya. Tulisan sebelumnya yang memberikan info : wakil biker indonesia ke Jepang, dan sesuai media yang ada baik lokal dan internasional, biker asal Banyumas ini mendapat applause ( perhatian ) pengunjung Jepang yang hadir seperti dilansir : media otomotiv ini. Seperti pada awal tulisan, memulainya bisa sama sama, namun perjalanan seseorang akan lain lain setelah waktu berjalan. Dan  kesuksesan tak bisa diukur dari hal hal yang kasad mata saja.


Bengkel nya Lengkap Dengan Antrian

Ada secercah di luar sana, dengan keterbatasan fisik justru meraih kebahagian dan bahkan sedang merangkak naik. Masbro Uus, yang kami temui terakhir 1 kakinya, akibat semacam virus yang awalnya biasa saja. Akan tetapi sekarang mengharuskan harus memakai angkrok ( bahasa jawa ), alat buat bantu berjalan. Tetapi, namanya semangat 45 saat Jamnas CBI Purwokerto kemarin tetap mampu riding dengan klangengan CB Birunya, warna yang mirip dengan kepunyaan saya,


Koleksi & Kolekdol Bengkel

Sebagai biker dan lapaker senior, tentu sudah banyak makan asam garam yang namanya dunia touring dan perjalanan keluar kandang. Semoga dengan kaki kanan yang sedang alami gangguan ( sakit ) tidak menghambat kerja sehari hari nya. Pengamatan terakhir, online via BBM nya justru makin ramai dengan konsumen baik sesama lapaker atau user langsung. Dengan pelayanan model kekeluargaan, bengkel Old Bike Temanggung di kemudian hari akan bertambah ramai dan memperluas segmennya serta melengkapi : sedulur profesinya. Semua sudah tidak dikerjakan sendiri sperti 3 tahun lalu, sudah ada beberapa asisten atau pembantu. Sukses masbro Uus, menghidupkan Bengkel CB meski Degan 1 kaki saja. 










Kamis, 08 Desember 2016

Direktur Biro Umroh Haji Ini Biker Pro

Selama di Jakarta, Bratha Tito ini sudah pernah ikut safety riding course untuk jenis kawasaki dan koleksi di rumahnya Ciputat kebanyakan Vespa dari jadul hingga lansiran 90 an jenis PX. Sebagai biker yang luas pergaulan, beliau kenal beberapa biker CB juga, sebut saja Alex yang mantan ketua Topaners Jakarta. Untuk kalangan CB, nama Topaners sudah tak asing lagi. Tidak terlalu berat hati jika kami turunkan tulisan Direktur Biro Umroh Haji Ini Biker Pro


Bro Tito Mantan Head of Topaners Jakarta

Sebagai Direktur Biro Umroh Haji Jannah Firdaus Jogja Cabang Jakarta yang tinggal di Jogja ini sangat setia dengan Japs nya. Minggu lalu sempat ke studio saya di Gamping Jogja untuk menawarkan beberapa paket perjalanan serta harga ke tanah suci ( umroh ). Aslinya brother ini ( Mas Tito ) dari Jakarta, konon masih ada kerabat meski jauh dengan Pak Kapolri yang juga bernama Tito.


Aplikasi Ban Tahu :  Cukup Gagah

Setelah hijrah ke Jogja dan dipercaya sebuah biro umroh dan haji, yang merupakan branch office/ an cabang kantor pusat Jannah Firdaus yang termasuk biro terdaftar resmi di Kementrian Agama RI. Sudah berada di Jogja sekitar 5 tahun, nampaknya membuatnya betah tinggal. Menempati perumahan di bilangan Sleman yakni seputaran Monjali, semoga sampai tua tetap betah di kota gudeg. 


Tampak Samping

Maklum karena keluarga besarnya berada di berbagai kota kota besar, siapa tahu tergoda oleh situasi serta tawaran penghasilan yang lebih tinggi. Selamat tugas Mas Tito, direktur muda yang kemana kemana menunjukkan biker sejati.....Barokallu Lakum dan semoga sukses selalu.

Selasa, 06 Desember 2016

Tata Ruang Bengkel CB Umumnya Berkonsep Multiguna

Kemarin saat hujan turun di siang hari yakni hari Selasa 6 Desember 2016, berencana ambil bordiran di Placido mampir dulu di ATM Pathukan Jogja. Sejenak menengok bengkel yang berdampingan sebuah toko (mart), ada konsumen sepertinya kalangan muda (dibawah 30 tahunan). Si Juragan motor inginnya merubah konsep sederhana/ standard menjadi superspeed yakni 260 CC. Alamaak.....begitu gumam saya. Block kop yang disetting (head block) bukan dari merek yang sejenis. Pekerja bengkel yang relatif juga masih muda muda itu, mengerjakan di ruang kosong yang berada di rumahnya. Belakangan ketahuan, alokasi toko/ mart itu lahan milik orang tuanya....Wauuw, berapa sewanya kanjeng pembaca yang budiman....?


Crazy Upgrade To 260 CC Alamaaak
Berdasarkan pengamatan baik bengkel kenalpot astina yang relatif lebih sempit space ( ruang kerja ) karena sewa namun cukup strategis pinggir jalan utama, bengkel Pathukan ini dengan space agak lebar hanya berlokasi di kampung akan tetapi strategis pula, dekat pertigaan. Aneka asesoris dipajang (dispaly) seadanya dan yang penting musik keep on turning demikian pemilik bengkel yang bertubuh agak tambun. Tidak ada meja khusus buat tamu atau sekesar tanya sana sini. Semua konsumen langsung duduk di kursi yang tersedia juga dengan bersahaja. Inilah konsep simple namun berdaya guna multiguna. Sekedar mampir atau melihat lihat akan diijinkan, yang penting tidak mengganggu kinerja. Dan yang menyolok, kostum yang mereka/ pekerja ini pakai selalu kaos bertema CB seperti yang pernah ditulis disini dengan tema CB Tishert.


Pasien lain Sabar Menanti

Kunci kunci pas sengaja dibiarkan tersebar menyatu dengan setting mesin dan pembubutan. Hanya pekerjaan las ( welding ) yang belum ada di bengkel ini. Mungkin memang sebaiknyha demikian agar tercipta bagi bagi rezeki...?. Bisa jadi penggunaan ruang seperti itu hampir sama untuk bengkel yang mengkhususkan motor CB sebagai konsumen yang loyal. Di samping karakter pengguna (user) motor jenis CB memang menyukai hal hal yang praktis, apalagi semua familer dengan slogan sejuta sodara,


Bengkel TK TECH Siap Service 

Seperti mengkondisikan ruang kerja tidak harus mewah dan yang penting nyaman saat konsultasi dan terjadi deal deal yang disetujui bersama. Inilah topik yang sengaja diangkat disini  Tata Ruang Bengkel CB Umumnya Berkonsep Multiguna. Bisa lebar, atau sebaliknya yang paling nyata adalah tercipta lingkungan yang akrab dan nyedurlur, persoaln diluar itu akan dibahas dengan posting yang lain.





Maklum biker dengan jumlah ribuan, akan didapati ribuan persoalan pula. Untuk keperluan tanya sana sini seputar CB atau permasalahan lainnya silakan kontak : Bro Fuad Sang owner bengkel dengan No HP : 0856 4315 2272.

Minggu, 04 Desember 2016

1 Hal Buat CB Agak Terasing Saat Parkir

Barusan ada urusan dengan imigrasi Surakarta yang kantornya di wilayah Boyolali. Begitu tiba di area perparkiran, lihat sana sini belum ada kawan si biru nya. Mudah mudahan ada kawan buat berbagi cerita minim luangkan waktu buat ngopi karena saat urusan dengan imigrasi walau baru pertama, mendengar mereka yang lebih dulu antri cukup membosankan dan selingan sambil ngopi bareng, merupakan obat kebosanan yang manjur.


Gambar 2 Tahun Lalu Saat Di UNS

Di imigrasi buat mencari paspor untuk bepergian sementara waktu rencana bulan Januari depan selama 12 hari. Hanya gara gara Surat Permohonan salah alamat, yakni ditujukan ke Imigrasi Solo, sedang dalam surat tertulis Jogja perlu menunggu revisi lagi, alhamdulillah masih bisa proses yakni merubah permohonan saja. Daru ratusan motor yang bertengger di parkir semuanya jenis matik, ada 1 Honda CG yang sudah udzur pajak ternyata milik tukang parkir. Kejadian ini Jumat 3 hari lalu.

Tersendiri Di Tengah Keberagaman

Pagi ini harus ke BRI buat pelunasan paspor, saat masuk parkir ingat lagu Koes Plus : Sendiri Dan Rahasia, atau Lagu alm. Nike Ardila : sendiri lagi. Beginilah nasub kuda besi du tengah keramaian/ ruang publik. Belum lagi bila saat lampu Bangjo memberhentikan kendaraan yang lewat. Namun dengan selfy ini ada rasa senang tersendiri, minim ada perhatian atau atensi dibandingkan lainnya. Tadu juga sempat say hello dengan Tentara yang menggunakan CB hujau asli inventaris dengan Nomor 46XX yang katanya dari kartasuro akan ngantor di sekitar Manahan. Mesinnya jreng, namun penampilan motor nya " sangat memprihatinkan " akan tetapi nampak nya Bapak  ini justru bangga, dengan speed agak tunggi selalu ambil jalur kanan. Sempat jadi perhatian banyak orang karena helmnya juga unik, yahh....itulah 1 Hal tentang CB nampak asing jika di jalanan atau du parkir, sementara saya ambil jalur aman saja.




Adapun tujuan urusan diatas untuk mendapatkan Paspor, sudah via Imigrasi dan BRI buat biaya pelunasan dan ternyata cukup terjangkau yakni : 355.000,00 dengan syarat mengurus sendiri . Surat Pengambilan sementara adalah seperti gambar di bawah, dan 7 hari setelah pelunasan bisa diambil pasport resmi/ asli.























Kamis, 01 Desember 2016

Lapak Tikar Menjadi Jalan Ke Hanggar

Sedulur semua biker yang tergabung baik individu independent,  biker sendirian ( yang terkenal dengan sebutan CB Ijen ), hingga klub klub baru atau yang sudah senior, tentu anda semua sudah kenal dan akrab mana lapaker pemain lama atau pemain baru, karena cukup intens acara/ event CB. Apalagi luar pulau Jawa sudah mulai semangat bergeliat mengadakan acara yang tak kalah seru dengan yang ada di Jawa. 3 kali saya menghadiri acara luar Jawa antara lain di Kalimantan (Banjarmasin, Banjarbaru, Pangkalanbun) serta  3 kali di pulau Sumatra (Lampung, Jambi 2 kali)

Pemain pemain lapak (lapaker) yang lama, memang jam terbang nya seperti burung. Sangat pada familier dengan kota dimana ada acara bertajuk CB. Seperti yang ada dalam video, nantinya akan diketahui siapa Lapaker Senior itu. Seperti Tulisan Ini, dalam video ada lapaker cadas lawas dari Temanggung disertai asisten setianya Bro Uus yang sementara ini masih cedera di kakinya, namun acara Jamnas Purwokerto menyempatkan khusus dengan kuda besi birunya. Juga tampak CB 3 Silinder sang maestro yang kemarin menulis pesannya, bahwa Bro Yusuf sudah packing packing siap menuju hanggar untuk selanjutnyasesuai jadwal akan ke negri matahari terbit. Tak ada kesuksesan yang datang dari langit terlebih seperti wanita Jenny yang dulu jika ingin sesuatu tinggal anggukkan kepala seperti khayalan filem.



Tidak sedikit yang awalnya lapaker di event, sekarang telah meiliki studio atau minim toko meski tidak besar, namun perjalanan dari lapak tikar menunjukkan mental yang tegar. Terlebih dalam video yang nyaris bisa disaksikan cukup jelas kondisi lapak demikian adanya (cukup lazim di event CB), siapa sangka menjelma seperti alam impian. Dari  Lapak Tikar Menjadi Jalan Ke Hanggar, untuk bersaing dengan biker biker lebih jempolan sekaligus builder kenamaan mancanegara.

Selasa, 29 November 2016

Atasi Lampu Mati Dengan 4T

Jam 2.30 dinihari Jumat 25 November 2016, kupacu motor dari Jogja diiringi hujan tidak begitu derad namun tetap perlu mantel atau jas hujan. Dengan agak memburu waktu, kecepatan kunaikkan agar Subuh bisa sampai kota Solo. Memasuki jembatan layang ( fly over ) Janti, tiba tiba lampu mati. bagasi/ tas buat simpan beberapa kunci pass jatuh kemarinnya. Dengan demikian riding tanpa kunci pass ( tools ) sama sekali. Turun fly over, praktis tanpa lampu. Pikiranku hanya satu, ini pasti sekring nya putus. Jam segitu mana ada bengkel buka ?. Ini yang terlintas, yang ada hanya tambal ban buat kendaraan besar, sementara di bagasi yang jatuh, ada beberapa cadangan.


sekring /fuse dengan berbagai variasi

Yang penting  jiwa, kendaraan, waktu kalau bisa tecapai jadilah dini hari itu mata tiba tiba harus siaga tingkat dewa ( prima ). Sambil jalan, tetap mencari bengkel yang masih buka 24 jam, namun apa mereka sedia sekring ?, inilah problemnya. Barangnya kecil, namun amat menentukan, bahkan harganya pun untuk zaman sekarang sama dengan 1 buah kerupuk buat makan.  Sambil mencari cari truk atau mobil yang lewat, kuusahakan bisa nempel minim tetap dalam jangkauan mata. Alhamdulillah sampai Kartasura, lampu jalan cukup buat penerangan jalan dan ke Solo, terasa lebih mudah dari sebelumnya. Walaupun sering lewat, ada posisi beberapa lubang kecil hingga besar memang belum hafal betul, mengingat 2 kota ini sering ditempuh saat jelang malam atau dini hari. Ada artikel lebih komplit secara tekni bahas sekring/ fuse yakni : simak berikut

Sampai Solo ternyata diluar schedule, dan terpaksa keperluan habis Subuh di rumah jadi batal. Hanya satu hal, jiwa dan raga selamat, ini sangat penting. Kendaraan juga tidak alami kendala lainnya, dan paginya sekitar jam 09.00 pagi baru sempat ke bengkel untuk cek dan ricek dan benar juga, sekring/ fuse terbakar ( burning ). Kesalahannya terletak pada saat menempelkan sekring dekat di bodi yang terbuat dari besi, mungkin inilah yang sebabkan konsleting.

Konsleting ini artinya ada sentuhan langsung ( direct touch ) antara kutub positiv dan negativ hingga muncul arus terlalu besar. Ada yang heran pula, kenapa tukang service memasangnya demikian ?, apa mereka kurang paham masalah kelistrikan dan fungsi dari sekring ?. Semuanya sudah berlalu dan sekali lagi : badan, motor, tujuan terlampau. Atasilah problem lampu mati di tengah jalan dengan 4 T : Tegar, Tapi Tetap Teliti, sebab malam hari hingga dini hari semua kendaraan yang lintas Jogja-Solo dengan kecepatan tinggi. Sering lampu merah (traffic light) khususnya bus yang melintas, tidak mengindahkan isyarat baik itu merah atau kuning, maklum jam jam itu, nihil atau kosong dari pengawasan.