Rabu, 08 Maret 2017

Pekerja Bengkel Indonesia Bisa Jadi Raja Di Arab

Ini masih sebatas cerita dan oleh oleh dari negri kaya minyak dan kaya tamu tamu Alloh SWT baik umroh atau haji yang rutin sepanjang waktu. Banyak pekerja mukim disana tadinya coba coba akhirnya mengais kesuksesan di negeri terkenal dengan tanah suci itu. Ada yang jadi TKI atau TKW dengan bangunan mewah di rumah (sebut saja desa Sugiyo Lamongan) yang tidak musti di tanah Arab, namun kondisi fisik bangunan rumah cukup jadi cerita ( contoh saja ), atau saya punya tetangga di Solo ( sudah almarhumah ) berkah TKW di Arab, anak anaknya bisa kuliah semua meski ibunya hanya tamatan SMP (murid Ibu saya). Meski hanya cerita, siapa tahu akan ada yang benar benar akan ke sana bisa jadi tambahan informasi.

BBM Murah Sarana Tak Terawat

Lain lagi kisah sopir (driver truk) dari Lumajang yang sempat saya temu di Makkah tepatnya di Hotel Tharawat Andalousy di Jalan Ibrahim Kholil lebih kurang 300 meter dari Masjidil Harom. Sempat ketemu juga motor C70 merah yang suara knalpotnya halus gandem ( bahasa jawa ) dengan biker kostum khas Arab gamis plus sorban diikat dengan ikat melingkar, Sayang dahh.....tak sempat ambil foto, plat nomornya unik warna putih, warna khas padang pasir dengan bacaan dari kanan. Seperti tulisan kemarin mobi mobil bekas yang rusak tidak berat banyak diabaikan begitu saja, kali ini beda temanya. Menurut kisah driver truk Lumajang itu, potensi perbengkelan disana. Karakter kurang sabar memang dimiliki warga sana meskipun ada beberapa bengkel yang dijalankan warga india, bangladesh dll. Warga indonesia yang biasa bermain besi bekas, berkarat dan bangkai tentu akan memiliki nilai plus karena latar belakang ini. Sebagai driver saja, jam nya sudah padat karena job sana sini dan sekilas dari wajahnya seperti  kelelahan dan agak hitam  meski cuaca di Makkah panas namun kering, sehingga keringat pun susah meski dengan gamis sekalipun. 


Dibiarkan Di Jalan hari Ke 7 di Makkah

Terbiasa warga Makkah lokal dengan selera tinggi, maklum juga sobat dan para biker. Kemudahan Makkah menjaring dan mendulang dari real atau dollar, fasilitas fasilitas umum pun banyak serba gratis atau bebas merdeka  free seperti masuk toll, air minum melimpah tiap masjid dan tak perlu bayar toilet. Dahulu tanah arab memang tandus, berpasir dan panas dan seiring income yang tinggi di dunia ada sedikit efek kurang bagusnya. Perawatan terhadap barang purna ( bekas ) jadi terabaikan. Indonesia...? Jangan ditanyalah. Banyak roda 4 atau roda 2 sebut saja jenis CB, rata rata kinclong dan mulus karena ketekunan pemilik dalam merawat dan merumat ( maintenance ). Seperti saudara saya yang punya keahlian spull dinamo  sekarang sudah cukup eksis di Kalimantan, jauh dari kampungnya Kulonprogo yang relatif sepi.


Mangkrak 1 bln dekat Masjidil Harom

Bagaimana bila di Tanah Arab...? Kesempatan  pekerja bengkel indonesia menjadi raja  terbuka lebar, seperti kisah driver Lumajang tersebut. Persoalan onderdil dan part bagaimana...? Ini lahan sendiri para lapaker indonesia yang terkenal kreatif, nekad, mandiri. Dari motret di event saja suatu produk entah beberapa waktu ke depan jadilah produk tiruan yang mirip, hehehehe.....makanya jangan heran banyak fotografer di acara, misalnya acara acara serba klasikkan. Saya sendiri pernah alami, produk kaos saya dibajak tak tanggung tanggung hanya selisih 3 lapak dan yang ditiru 3 desain persis sama. 

Yang perlu dipersiapkan pengertian tentang paspor, visa tinggal, dan kondisi global dimana tempat yang akan dituju minimal ada 1 kawan syukur syukur banyak kawan sudah cukup membantu. Adapun situasi dan cuaca, masyaerakat Indonesia termasuk cepat sesuaianya bermodalkan musim kering dan hujan. Pekerja katering tempat saya menginap berasal dari Lombok, sedang pengelola katering dari Jawa Barat sudah cukup ladang pekerjaan yang  never stop ending  atau tiada henti. Terlebih perlakuan terhadap kendaraan baik roda 4 atau 2, khususnya roda 4 peluangnya terbuka lebar. Istilah Raja yang adalam judul tulisan jangan disamakan dengan Raja Salman atau Raja Diraja Malaysia, ini simbol atau gambaran saja karena memiliki kebebasan diluar, yakni wilayah atau negara yang punya 2 tanah suci (Makkah & Madinah)

Temu Sopir Lumajang Disini 

Sembari bekerja sebagai pekerja di bidang bengkel yang tentu variasi waktu bisa diatur, dan umumnya konsumen akan taat perintah  apalagi warga indonesia terkenal good people , maka status Raja ini seperti tulisan Jihan Davincka yang pernah lama di arabia (Jeddah), dengan modifikasi bahasa dapat diuraikan antara lain :


1.  Raja Penikmat Keringat atau Kerja  tanpa pajak. Banyak negri ngeri arabia memberlakukan pembebasan pajak serta pembebabasan fasilitas lainnya

2.  Raja Amal, siapa sih yang tidak pingin tiap tahun bisa beribadah Haji dengan lembaga/ biro travel lokal yang lebih diprioritaskan pemerintah saudi. Minim melaksanakan umroh kapan saja, apalagi jarak Jedah mekah hanya sekitar 1 jam, atau bisa 2 jam jika macet berat itupun jarang.

3.  Raja Amal, siapa sih yang tidak pingin tiap tahun bisa beribadah Haji dengan lembaga/ biro travel lokal yang lebih diprioritaskan pemerintah saudi. Minim melaksanakan umroh kapan saja, apalagi jarak Jedah mekah hanya sekitar 1 jam, atau bisa 2 jam jika macet berat itupun jarang.

4.  Raja Jalanan, hehehehe......jika lewat toll dengan kecepatan rendah justru akan ada warning atau peringata, seperti cerita kawan saya Gamping Jogja 4 tahun di Makkah bila nyetir mobil kecepatan 120 km/ jam, malah kena denda....mantaap broo. Apalagi jalannya serba bagus

5.  Raja Irit, hahahaha......bagaimana tidak irit dengan 2000 rupiah saja sudah dapat kualitas BBM sekelas dengan Pertamax

6.  Raja Diskount Belanja, hampir semua yang pernah kunjungi arab saudi dan sekita sepakat, bahan makanan melimpah apalagi saat ramadhan, banyak makanan dan orang bersedekah hingga saling berebutan berbagi kepada yang mau buka. Saat umroh kemarin, menu menu tiap hari sambal pedas tak [ernah lupa, sedang di tanah air harga cabai masih tinggi. Pemerintah subsidi penuh atas bahan makanan yang beredar dan berlaku semua kalangan termasuk pendatang

7.  Raja Nyaman Makan, woii.....mantaab. Tanpa keraguan akan masakan baik yang dijual di restoran atau kedai semuanya nyaris halal secara otomatis.

8.   Raja Penerima Tamu, bagaimana jika anda sudah tinggal disana lalu ada keluarga yang mau umroh atau haji...? Minimal satu kota atau kampung, sudah senang luar biasa. Saya sempat ketemu di toko toko depan Hotel Swiss Makkah dengan kawan sekampung, duuhh...beda saat di kampung sendiri bahkan sempat temu 1 kawan sekolah dulu.

9.  Raja Pelancong dalam arti sebenarya. Khusus dalam islam berlaku 3 tempat yang disarankan Rasululloh SAW yakni : Masjidil Harom Makkah , Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Aqsho Palestina. Bila saat senggang bisa mengunjungi salah satunya...? hmmm.....dapatlahsegalanya.

10.  Raja Terbanyak Menghadap Ka'bah. Ini yang dirindukan semua kalangan muslim dunia, selama ini tahunya via kalender atau media elektronik. Dengan menjadi pekerja ( meski sektor perbengkelan ) untuk beribadah langsung menghadap Ka'bah terbuka lebar

11.  Raja Pahala, ini yang efek langsung yang hanya dirasakan para jamaah umroh atau Haji karena beribadah di kedua tanah suci, nilainya berbeda dimanapun di dunia. Di madinah digandakan pahala hingga 1000X, sedang Mashidl harom : 100.000X. Adapun yang sudah tinggal lama, akhirnya menjadi " kebiasaan " dan kebiasaan yang ada pada manusia kadang mudah melewatkan, saking biasanya.

Demikianlah kira kira Raja yang saya maksudkan yang berbeda jauh dari tema raja pada umumnya apalagi akan menyaingi kedudukan Raja yang baru hangat beritanya di Indonesia : Raja Salman.



1 comments:

bagi pengalaman mengatakan...

aturan baru :

calon TKW/ TKI minimal deposito/ simpanan minimal 25 juta, tertuang dalam : peratiran dirjen imigrasi Bisa dilihat di :

http://www.situskartini.com/2017/03/imigrasi-wajibkan-calon-tki-punya.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook